Friday, November 21, 2014

Kenaikan BBM

Kenaikan BBM
oleh Ahmad Khoirul Basyar

Kenaikan BBM terjadi sejak hari Selasa, 18 November 2014. Banyak protes terjadi dimana pun, mulai menginginkan penurunan kembali BBM sampai menurunkan Presiden terpilih. Sebagai seorang mahasiswa yang sedikit belajar mengenai keenergian saya melihat ada ketidakbenaran dalam hal ini.

Penggunaan BBM di Indonesia menurut Bapak Rovicky berada pada daerah moderately efficient dengan produktivitas rendah. Artinya penggunaan bahan bakar kita tidak lah membantu manusia-manusia di Indonesia untuk memperoleh keuntungan berupa uang atau kegiatan bermanfaat. Penggunaan BBM di Indonesia masih digunakan untuk kebut-kebutan di jalan, atau males jalan dan menggunakan motor untuk berkegiatan. Hal itu sangat disayangkan karena BBM merupakan energy yang lama dalam proses pembaruan. Butuh waktu ber juta-juta tahun untuk membentuknya. Reservoir di Indonesia rata-rata berumur Miosen akhir sampai pliosen (7 juta tahun yang lalu) dengan cadangan terbukti hanya sekitar 3,7 miliar barel (Partowidagdo, 2011). Selain itu dalam pengambilan atau eksploitasi minyak dan gas Bumi bisa dianalogikan mencari sehelai rambut ditengah lumpur, susah dan penuh ketidakpastian. Akan tetapi, biaya dalam eksploitasinya begitu mahal, satu sumur kira-kira memiliki biaya sekitar 2 juta dolar amerika per sumurnya. Begitu mahal sehingga harga juga mahal. Saat ini harga minyak mentah dunia berkisar pada nilai 81 dolar amerika per barelnya atau bisa dikatan Rp6.200,00/liter. Minyak tersebut pastinya perlu diolah dan dijadikan premium atau pertamax (versi Pertamina). Sehingga harga minyak bisa jadi menjadi Rp9000,00/liter.
Selama ini BBM kita disubsidi, artinya harga yang dijual lebih murah dari harga sebenarnya. Hal tersebut bertujuan untuk menyelamatkan masyarakat kecil dari tingkat inflasi yang tinggi. Akan tetapi dalam kenyataannya pengguna BBM 53% digunakan oleh warga perkotaan yang notabennya merupakan pengguna mobil dan motor. Oleh karena itu bisa dikatakan subsidi ini salah sasaran. Perlu suatu terobosan dan keberanian pemerintah untuk merubah manusia Indonesia untuk penggunaan BBM ini. Salah satunya yaitu dengan menaikkkannya. Hal tersebut pertama akan berakibat, inflasi naik akibat naiknya harga distribusi barang tetapi akan mengurangi tingkat pembelian BBM. Bisa jadi masyarakat yang awalnya suka menggunakan motor dan mobil mulai mengurangi dalam penggunaannya dan beralih menuju transportasi publik. Selain itu dari sisi APBN, penggunaan APBN untuk subsidi BBM dapat dialokasikan menuju hal yang lebih tepat seperti peningkatan infrastruktur sosial (sekolah, rumah sakit, balai pengobatan, dll) atau infrastruktur umum (jalan, rel kereta, bandara, dll) atau bahkan program-program lain yang akan lebih tepat untuk membantu masyarakat kecil.




1 comment:

  1. Di sisi lain ngga semua wilayah punya angkutan umum yg nyaman praktis gt syar. Minim kyk jakarta punya transjakarta lah atau kl bs malah diadain mrt. Bahkan surabaya angkutnya cuman ada bis kota sm len, itupun rutenya rumit. Manusia dasarnya apa2 pengen praktis kan? Kmrn ada wacana mau ada mrt eh dibatalin proyeknya. Kl misal angkutan umum dr pmerintah udh memadai, orang bakal milih ngga pke kndaraan pribadi kok.

    ReplyDelete