Monday, June 3, 2013

CEO Meeting-Hasnul Suhaemi



Jumat, 10 Mei 2013 saya dan beberapa teman dari ITB dan Unpad yang tergabung dalam komunitas StudentsxCEO berangkat ke Jakarta untuk bertemu dan mencari ilmu dengan Bapak Hasnul Suhaemi, CEO of XL Axiata. Kami berangkat dari Bandung pada pukul 7.15 dengan mobil salah satu dari anggota komunitas ini. Dalam perjalanan berbagai guyonan dan canda tawa tentang apapun meramaikan perjalanan kami semua.

Pukul 10.30 kita sampai di daerah kuningan, tempat XL tower berada. Akan tetapi, pertemuan baru dimulai jam 13.00 sehingga kita jalan-jalan dulu di mall dekat situ dan meneruskan sholat jumat. Setelah sholat Jumat pertemuan segera dimulai. Kami dipersilahkan oleh sekretaris beliau untuk menuju meeting room. Pembicaraan diawali dengan cerita beliau saat masih kanak-kanak. Anak yang begitu pendiam sampai-sampai orang tua beliau menyuruh beliau ke luar rumah untuk bermain bersama sesama. Ya begitu lah seorang Hasnul Suhaemi di masa kecil, pendiam dan kurang PD. Perubahan mulai terjadi saat masa-masa mahasiswa, beliau mulai mengenal “dunia” dan bersosialisasi secara utuh. Begitu banyak perubahan yang didapat akan tetapi karakter beliau yang sudah tertanam tidak akan pernah hilang. Karakter beliau lah yang pantang menyerah dan selalu menjadi seorang “cracker” yang melekat pada beliau sampai sekarang.

Memasuki materi, beliau bercerita peran CEO itu bisa diibaratkan seperti helikopter, bisa tau semuanya dari segala sisi meskipun tidak mendetail. Akan tetapi jika ada masalah serius maka disitulah seorang CEO akan membantun teamnya sedetail mungkin sehingga keseimbangan dalam perusahaan tersebut terjaga. Dalam pengertiannya CEO adalah seseorang yang memiliki Visi (Why), tahu akan strategy (What), bisa memimpin taktik dan eksekusi(How), dan menghasilkan sesuatu hal yang baru.

 

Setelah menceritakan  apa itu CEO Pak Hasnul mulai bercerita tentang implementasi 2 W and 1 H; Why,What, & How; dalam suatu perusahaan. Dalam kesehariannya ada 4 komponen penting suatu perusahaan. Komponen-komponen tersebut yaitu Operational, Marketing, Finance, dan Human Relation. Sebagai seorang CEO selayaknya kita menguasai 4 bidang ini, tapi kalau tidak mungkin 2 komponen saja yang harus dikuasai secara mendalam. Hal tersebut diperlukan karena pada dasarnya CEO lah yang harus menguasai dan mengetahui kondisi suatu perusahaan secara intensif. Apabila seorang CEO hanya mampu menguasai satu dari 4 komponen tersebut maka perusahaan bisa kehilangan keseimbangan sehingga menimbulkan titik lemah dalam suatu perusahaan. 

 

Untuk mencapai hal tersebut diperlukan suatu visi, pengalaman, dan pengetahuan. Visi itu sendiri berasal dari dalam diri kita, karena dengan visi kita tahu jalan hidup kita dan dengan cepat kita tau jalan perusahaan kita. Visi tersebut haruslah dilakukan degan tindakan nyata secara terus menerus dengan mengamati dan mempelajari setiap kesalahan yang terjadi dalam setiap percobaan, atau istilah lainnya kita harus mengasah pengalaman pribadi kita. Pengalaman tersebut salah satunya bisa kita peroleh melalui belajar memimpin suatu organisasi nirlaba atau organisasi kemahasiswaan, organisasi tersebut cukuplah baik untuk mengasah leadership pribadi kita. Selain pengalaman juga dibutuhkan pengetahuan, karena pada dasarnya kecerdasan otak kita semakin meningkat karena adanya pengetahuan yang telah kita peroleh selama ini. Pengetahuan akan mengarahkan kita dengan lebih mudah dan lebih cepat, karena pada dasarnya hampir semua pengetahuan merupakan suatu pengalaman orang lain yang disampaikan kepada kita.

Sekarang kita sudah tau apa CEO dan peran CEO itu. Setidaknya mulai dari sekarang, sejak kita menjadi seorang mahasiswa kita bisa menggambarkan kehidupan kita dan merancang kesuksesan kita mulai dari sekarang. Selamat menjadi CEO!


Wednesday, May 15, 2013

Hari Pendidikan Nasional




Menurut anda apakah arti pendidikan bagi suatu Bangsa? Pendidikan adalah salah satu tolok ukur majunya suatu bangsa. Kita tahu dan telah merasakan apa manfaat pendidikan tersebut, pendidikan inilah yang mendasari suatu etika, pola pikir, dan kepribadian yang akan berkembang pada suatu bangsa. Mengapa hal itu bisa terjadi dan terbentuk melalui alat yang dinamakan ‘pendidikan’?


Dalam pendidikan inilah proses pencucian otak pertama kali terjadi. Ingatkah ketika kita masih kecil tentang pencucian otak untuk panggilan wanita yang melahirkan anda untuk dipanggil Ibu, Mama, Bunda, atau apapun layaknya panggilan setiap adat manusia. Itulah gambaran sebuah pendidikan. Sekarang kita tahu apa fungsi pendidikan itu, bagaimana pendidikan itu menciptakan suatu pola pikir dan menanamkan suatu kebudayaan.



Lalu bagaimanakah proses pendidikan di Indonesia? Sebagai seorang siswa dan mahasiswa Indonesia yang menjalani proses pendidikan di negara ini selama 13 tahun lebih merasa dan membuktikan bahwa pendidikan kita, pendidikan yang dilakukan bangsa ini hanya menghafal tanpa memahami suatu masalah. Setiap siswa hanya disuguhi bermacam-macam rumus dan penggunaan praktisnya tanpa mengetahui dari mana asal muasal rumus tersebut, sehingga hanya orang yang suka menghafal saja yang bisa meraih prestasi setinggi-tingginya. Seharusnya suatu pendidikan dirancang untuk mengarahkan suatu siswa untuk memperdalami suatu ilmu pengetahuan. Setiap mata pelajaran seharusnya dapet memicu setiap muridnya untuk belajar lebih untuk benar-benar bisa dan menguasai materi itu. Memang pada mulanya unsur pemaksaan untuk menjadi bisa harus ada misal pelaksanaan UN, tapi bobot dalam ujian tersebut semakin tahun juga harus bisa dinaikkan dengan cara yang arif. Bukan dengan cara menambah jumlah tipe soal yang ada, dengan ditingkatkan jumlah tipe soal, kemungkinan kekacauan pada pelaksanaan UN juga semakin besar. Coba kalau soal UN dinaikkan dengan adanya soal essay kemungkinan siswa mencontek akan sulit, karena belum tentu mereka bisa mencontek dengan gampang, kalau memang pada dasarnya UN bersifat memeratakan dan meningkatkan kualitas pendidikan Indonesia.
Itulah beberapa pendapat saya tentang Pendidikan Indonesia. Saya selalu berharap peningkatan mutu dan kualitas pendidikan Bangsa ini meskipun saya bukan orang pendidikan tapi beberapa saran diatas semoga bisa menjadi salah satu inspirasi untuk para guru-guru dan perancang pendidikan Indonesia untuk mempersiapkan generasi penerus terhebat Bangsa ini. Mari kita tingkatkan mutu pendidikan kita. Semua orang memiliki dan berkesempatan mengenyam pendidikan yang sama.

Saturday, February 16, 2013

Life is Your Choice

Banyak orang di dunia ini gagal, tapi banyak juga mereka yang menyalahkan keadaan bahkan menyalahkan Tuhan yang telah mentakdirkan kondisi mereka. Padahal Tuhan gak sekejam itu, Tuhan gak seotoriter itu. Sejak zaman dahulu Tuhan mengajarkan suatu proses, bisa dibuktikan dan dilihat melalui berbagai teori kehidupan ataupun teori pembentukan alam semesta dan Bumi ini. Begitu rumit proses yang dijalani untuk memperoleh suatu Alam Semesta yang teratur seperti hari ini. Lama sekali waktu yang dibutuhkan untuk mendapatkan kehidupan seperti sekarang. Begitupun juga dengan manusia, seseorang yang sukses mengetahui dan memahami hukum sebab-akibat yang ada di dunia ini. Mereka memilih susah dan dilecehkan orang lain karena mereka tau apa yang bakal mereka peroleh di masa mendatang. Mereka jalani dengan ikhlas kehidupan yang keras di dunia ini dengan senyum dan selalu ingat kepada TUHAN. Mereka bangga dan jujur dengan apa yang mereka peroleh dari usaha yang dimudahkan oleh-Nya. Dan mereka semangat untuk menghadapi masalah yang mereka hadapi, itu lah pilihan orang-orang sukses.
Saya yakin setiap dari pembaca pastinya ingin sukses, tapi bagaimana pola pikir yang harus dibentuk? Tentunya pola pikir yang unggul. Suatu pola pikir tersebut tentunya harus dibentuk sedini mungkin, dimulai dari komunitas terkecil dan tersimpel tentunya, yaitu keluarga. Akan tetapi jika anda merasa tidak terbentuk pola pikir tersebut, bergabunglah dengan orang berpola pikir unggul. Semua masih berubah selam pikiran kita terbuka dan mau berubah. Pilihan sukses hidupmu adalah pilihanmu. Life is depend on you and you're the boss.

Friday, February 8, 2013

Kuliah

Anugerah terindah bagiku bisa berkuliah. Apalagi berkuliah di salah satu universitas terbaik di Indonesia, Institut Teknologi Bandung. Tidak ada firasat apapun ketika aku masih SMA, aku hanyalah siswa yang malas. Yang kerjaannya hanya ngurusi OSIS ataupun organisasiku yang lain. Aku tak begitu peduli dengan materi pelajaran di sekolah, tak tau kenapa itu terjadi.
Selama di Bandung banyak hal yang aku rasakan begitu berbeda dengan kehidupan asramaku di Malang. Kehidupan yang begitu luas, keanekaragaman karakter yang lebih luas, dan pastinya persaingan hidup yang begitu hebat. Tetapi itu semua bisa teratasi dengan begitu banyaknya cerita dan pengalaman di masa SMAku.